IQNA

Juri MTQ Afganistan:

Menjaga Akurasi dalam Penjurian Musabaqoh Iran Patut Dicontoh

16:22 - April 15, 2019
Berita ID: 3473051
IRAN (IQNA) - Juri Afganistan MTQ internasional ke-36 menganggap menjaga keadilan dan akurasi dalam penjurian musabaqoh Iran lebih dari muabaqoh Quran di negara lain dan me nyebutnya sebagai hal yang patut dicontoh.

Amanullah Ahmadi adalah salah salah satu juri MTQ internasional ke-36 di Iran, di bagian tajwid.

Saat wawancara dengan IQNA, ia mengatakan tentang tingkat kualitas peserta musabaqoh: “Mengenai tingkat tajwid, para peserta memiliki perbedaan. Kendati saya tidak hadir dalam musabaqoh tahun-tahun sebelumnya, namun saya mengikuti lewat TV dan harus saya katakan bahwa level musabaqoh tahun ini lebih baik daripada yang pernah saya lihat sebelumnya,” ucapnya.

Dia menambahkan, tahun ini, sejumlah qori handal hadir di musabaqoh. Saya sendiri berpartisipasi sebagai peserta dalam musabaqoh ini 14 tahun lalu, namun di tahun ini, para qori, terutama dalam bidang tajwid, memiliki level tinggi.

Ahmadi berbicara tentang sejarah latar belakang penjuriannya. “Sebelumnya, saya berpartisipasi dalam kursus di Mesir sebagai pengamat. Di Afganistan, saya menjadi juri di musabaqoh provinsi, tetapi ini adalah pertama kalinya saya menjadi juri di Iran.”

Juri Afganistan ini mengatakan: “Pada acara pembukaan, yang mana beberapa juri memberikan poin dan saran, saya mengatakan kepada rekan-rekan bahwa kualitas musabaqoh Iran dalam setiap aspek, baik dalam hal disiplin dan dalam hal kerapian dan juga dalam hal penilaian, sangatlah tinggi. Tidak ada juri yang mengetahui nama dan negara peserta dan mereka tidak melihat mereka dan hanya mendengar suara para qori, dan di penghujung musabaqoh, para juri mengetahui peringkat peserta.

Ahmadi mengatakan, para juri yang diundang di sini semuanya adalah spesialis di bidangnya, dan di setiap bagian kami memiliki profesor dan juri kenamaan, semua juri dengan hati-hati dan sesuai dengan aturan, dan kami mencoba untuk tidak menghilangkan nilai seseorang, bahkan meski setengah.

Menjaga Akurasi dalam Penjurian Musabaqoh Iran Patut Dicontoh

Tentang usulannya untuk meningkatkan kualitas kompetisi, ia mengatakan, “Kita semua adalah manusia, dan sebanyak yang kita coba untuk memperbaiki diri kita sendiri, tetap masih ada hal yang kosong yang mesti kita kerjakan. Saya pikir sangat penting bahwa para teknisi dan pakar memberikan saran untuk meningkatkan musabaqoh. Tahun ini adalah tahun ke tiga puluh enam dari musabaqoh ini, dan telah meningkat dari tahun ke tahun. Saran saya tentang memilih para peserta itu, meskipun mereka telah melalui beberapa langkah untuk mencapai titik ini, lebih baik teliti dalam memilih mereka. Karena ketika mereka melantunkan tilawah di babak final, umat Islam di dunia akan melihat tayangan secara langsung. Tentu saja, masalah ini lebih mengarah kepada para juri, dan kami telah mencoba yang terbaik, tetapi jika langkah ini diperbanyak, maka akan terpilih para qari terbaik.”

Terkait penyandang cacat netra, Juri Afganistan ini mengatakan, “Allah memberkati mereka, yang belajar Alquran lebih keras. Menurut pendapat saya, mereka harus diberi konsesi dan diskon. Jika orang buta dipisahkan dari yang normal, maka itu akan lebih baik dan penilaiannya lebih adil dan lebih dekat dengan keadilan.”

Ahmadi di penghujung mengatakan, "Saya hadir satu kali untuk berpartisipasi di bagian hafalan dan tafsir musabaqoh Iran. Masyarakat Iran sangat ramah, dan teman-teman Iran saya sangat rendah hati dan baik, dan saya sangat berterima kasih kepada mereka. Di Iran, saya tidak merasa asing sama sekali, dan saya menganggapnya sebagai tanah air sendiri. Penghargaan masyarakat Iran untuk ahli Alquran sangat menarik dan saya sangat senang dengan hal ini.

 

http://iqnanews.ru/fa/news/3803255

 

captcha