IQNA

The Guardian:

Penghancuran Masjid, Metode Terakhir untuk Menghilangkan Budaya Muslim Uighur

16:21 - April 11, 2019
Berita ID: 3473038
IRAN (IQNA) - The Guardian Inggris menulis dalam sebuah artikel bahwa rencana terakhir pemerintah China untuk menghilangkan budaya Muslim Uighur adalah penghancuran masjid.

Menurut laporan IQNA dilansir dari al-Arabi 21, surat kabar The Guardian menulis dalam salah satu artikelnya tentang tindakan pemerintah China terhadap Muslim, dengan menggambarkan pemerintah China sebagai "negara penghancur" menulis: menurut pejabat setempat, lebih dari 200 masjid dari 800 masjid dihancurkan pada tahun 2017 dan 500 masjid lainnya dihancurkan pada 2018.

Menurut pejabat setempat, sebagian besar masjid dihancurkan pada hari Ahad dan tanpa peringatan sebelumnya.

Artikel itu juga mengatakan bahwa masjid bukan satu-satunya tujuan pemerintah China, namun kota-kota di negara itu telah sepenuhnya dirancang ulang untuk lebih mudah mengontrol penduduknya, dan tempat-tempat bernilai arsitektur tinggi juga telah dihilangkan.

Lebih lanjut artikel tersebut menulis, selain bangunan-banguna historis, komunitas lokal, budaya dan kehidupan mereka juga dihilangkan, dan kegiatan keagamaan dilarang di provinsi Xinjiang, dan masyarakat diperiksa dengan berbagai peralatan inspeksi, dan pemerintah memiliki daftar formal yang mencakup fitur-fitur ekstremis, dilarang merokok, tidak menggunakan minuman beralkohol, kurangnya menonton televisi dan komunikasi dengan orang asing adalah beberapa item yang tertuang dalam daftar tersebut.

Artikel itu selanjutnya mengatakan bahwa orang-orang teridentifikasi yang memiliki kesiapan ekstremisme, mereka dikirim ke kamp-kamp.

Patut disebutkan bahwa Uighur adalah warga yang tinggal di barat laut China, yang tinggal di daerah otonom Xinjiang atau Turkistan Timur (Uighur) di Urumqi. Masyarakat Uighur adalah Muslim Turki dan Sunni. China memiliki sekitar 40 juta Muslim, dan dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah China telah mengambil banyak tindakan keras terhadap Muslim di negara itu.

 

http://iqna.ir/fa/news/3802414

 

captcha